Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Semua Sektor
Minggu, 13 Desember 2015
Posted by Unknown
Tag :
k3
Seperti tercantum pada Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Paragraf 5 Pasal
87 Butir (1) tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, setiap perusahaan
wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
Peraturan ini pun diperkuat oleh Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Bagian
Keenam tentang Kesehatan Kerja. Terakhir, ada pula PP nomor 50 tahun
2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Oleh
karenanya, dari ketiga peraturan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap
perusahaan, industri, maupun tempat kerja lain wajib menunjang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) para pekerjanya.
Menyadari kewajiban tersebut, Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero
Asia pun memiliki dan menerapkan standar keselamatan bagi pekerjanya.
Dalam setahun terakhir, seperti diungkapkan Umar Fauzi, Manajer K3 GMF
Aero Asia, K3 di GMF AeroAsia mengalami perkembangan cukup signifikan.
“Sebelumnya, K3 belum menjadi perhatian bagi jajaran direksi. Namun
setahun terakhir, K3 GMF Aero Asia dinaikkan levelnya dari level manajer
menjadi level general manajer,” jelasnya.
Memperhatikan Hal Standar
Hal standar yang harus diperhatikan dalam proses operasional menurut
Umar adalah penggunaan Alat Proteksi Diri (APD). Misalnya saja pemakaian
safety belt saat berada di ketinggian serta pemakaian masker
saat berada di tempat berdebu. Oleh karenanya, peralatan yang digunakan
pun juga harus memenuhi standar yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan. “Sebab, keselamatan pekerja adalah hal yang paling utama,”
tegas Umar.
Berbeda jenis industri dengan GMF Aero Asia, Mohammad Nur Azan menyatakan bahwa sebagai salah satu perusahaan oil and gas,
Halliburton memiliki standarnya sendiri dalam hal K3. “Kami memiliki
Halliburton standar global dalam hal K3. Pun ada beberapa tambahan
standar yang bersifat lokal sesuai dengan karakter wilayah
masing-masing,” ungkap HSE Country Manager Halliburton Indonesia ini.
Oleh karenanya, tiap anak cabang Halliburton memiliki koordinator HSE
untuk mengimplementasi dan mengontrol proses tersebut.
Aan, sapannya, menjelaskan bahwa meski semua karyawan dibekali oleh
APD, diakuinya ada perbedaan antara mereka yang bekerja di lapangan dan
kantor. “Hal ini semata-mata karena risiko kecelakaan kerja yang
berbeda. Maka dari itu, APD yang diberikan pun berbeda. Begitu pula
dengan mereka yang bekerja di laboratorium, fasilitas APD-nya pun
berbeda,” terangnya.
Perbedaan APD ini salah satunya terlihat dari pemakaian sarung tangan (glove). Aan menjelaskan bahwa jenis sarung tangan yang digunakan berbeda untuk masing-masing area kerja. Pekerjaan umum seperti house keeping biasanya menggunakan sarung tangan katun. Sedangkan pekerja di lokasi disediakan sarung tangan high impact dan medium impact untuk mengurangi risiko kecelakaan.
Begitu pula dengan sarung tangan khusus laboratorium yang digunakan oleh pekerja laboratorium, serta sarung tangan kevlar
untuk mereka yang bekerja di tempat bertemperatur tinggi. “Ini
semua dilakukan untuk melindungi karyawan. Sebab, prinsipnya karyawan
berangkat dari dan pulang ke rumah itu selamat,” tegasnya.
Itulah sekilas mengenai implementasi K3 yang telah dilakukan oleh
beberapa perusahaan. Semoga informasi ini bisa memberikan pemahaman akan
pentingnya K3 di tiap sektor pekerjaan yang Anda lakukan. Tetap sehat
dan selamat! [CN/DIAN/RIFKI/VIN/DIMAS]^^
A.
PENDAHULUAN
Ergonomik berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Ergon dan Nomos. Ergon
memiliki arti kerja dan Nomos memiliki arti hukum; jadi pengertian
Ergonomik itu sendiri secara garis besar adalah “Studi tentang manusia untuk
menciptakan system kerja yang lebih sehat, aman dan nyaman” (Arif, 2009).
Konsep ergonomi serta keselamatan kesehatan kerja merupakan konsep penting
untuk diterapkan dalam suatu industri, khususnya dalam perancangan stasiun
kerjanya. Kecenderungan yang ada saat ini adalah, pada industri skala kecil
menengah. Konsep tersebut kurang begitu diperhatikan, sehingga dapat
menimbulkan resiko kerja baik dari segi bahaya kondisi lingkungan fisik, sikap
dan cara kerja (Laksmiwaty, 2009).
Tujuan penerapan ergonomi adalah untuk peningkatan kualitas kehidupan yang
lebih baik. Dengan penerapan ergonomi ini, maka akan tercipta lingkungan kerja
aman, sehat dan nyaman sehingga kerja menjadi lebih produktif dan efisien serta
adanya jaminan kualitas kerja (Tim Ergoinstitute, 2008).
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah
menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan
teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan
produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan
terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial
yang mungkin timbul.
Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi
pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko
tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan
kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak
dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja.
Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupaka hal
yang diinginkan oleh semua pekerja. Di era globalisasi menunutu pelaksanaan
Kesehatan dan Keselamaan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sector
kesehatan. Untuk itu perlu kita mengembangkan dan mingkatkan K3 di sector
kesehatan dalam rangka menekan serendah mingki risiko kecelakaan dan
penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas
dan efisiensi.
B. ISI
1.
Ergonomik
Ergonomi adalah suatu cabang
ilmu yang memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan
keterbatasan manusia dalam rangka membuat sistem kerja yang ENASE
(efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien). Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.Keduanya
mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja
(quality of working life). Aspek kualitas kehidupan kerja merupakan salah satu
faktor penting yang mempengaruhi rasa kepercayaan dan rasa kepemilikan pekerja
kepada perusahaan, yang berujung kepada produktivitas dan kualitas kerja (Arif,
2009).
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata
“safety” dan bisanya selalu dikaitkan dengan
keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris
celaka (near miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan
keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari factor-faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai
cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinta kecelakaan. Dalam
mempelajari factor-faktor yang dapat menyebabkan manusia mengalami kecelakaan
inilah berkembang berbagai konsep dan teori tentang kecelakaan (accident
theories). Teori tersebut umumnya ada yang memusatkan perhatiannya pada factor
penyebab yang ada pada pekerjaan atau cara kerja, ada yang lebih memperhatikan
factor penyebab pada peralatan kerja bahkan ada pula yang memusatkan
perhatiannya pada factor penyebab pada perilaku manusia (Alamsyah, 2004).
2.
Kesehatan
Kesehatan berasal dari bahasa Inggris “health”, yang dewasa ini
tidak hanya berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi
pengertian sehat mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan juga sehat
secara social. Dengan demikiana pengertian sehat secara utuh menunjukkan
pengertian sejahtera (well-being). Kesehatan sebagai suatu pendekatan keilmuan
maupun pendekatan praktis juga berupaya mempelajari factor-faktor yang dapat
menyebabkan manusia menderita sakit dan sekaligus berupaya untuk mengembangkan
berbagai cara atau pendekatan untuk mencegah agar manusia tidak menderita
sakit, bahkan lebih sehat (Sum’mamur, 1987).
Sebagaimana kita ketahui bahwa umumnya manusia selalu mempunyai pekerjaan
(work occupation) dan sebagian besar waktunya berada dalam situasi bekerja
sehingga dapat terjadi manusia akan menderita penyakit yang mungkin disebabkan
oleh pekerjaannya atau menderita penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Karena alas an tersebut berkembang ilmu yang dikenal dengan kesehatan kerja
(occupational health). Kesehatan kerja di samping mempelajari factor-faktor
pada pekerjaan yang dapat mengakibatkan manusia menderita penyakit akibat
(occupational disease) maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya
(work related disease) juga berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau
pendekatan untuk pencegahannya, bahkan berupaya juga dalam meningkatkan
kesehatan (healt promotion) pada manusia pekerja tersebut (Alamsyah, 2004).
Dengan demikian menjadi semakin jelas bahwa keselamatan dan kesehatan kerja
pada hakekatnya merupakan suatu pendekatan ilmiah dan sekaligus merupakan suatu
program. Keselamatan dan kesehatan kerja sebagai suatu program didasari
pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya
(hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun
kerugiankerugian lainnya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa
keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis
dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan adan keselamatan yang
mungkin terjadi. Kata lain hakekat dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah
tidan berbeda dengan pengertian bagaimana kita mengendalikan risiko (risk
management) agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan (Sum’mamur, 1987).
3.
Keselamatan
Keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai tujuan untuk memperkecil/
menghilangkan potensi bahaya/ risiko yang dapat mengakibatkan kesakitan dan
kecelakaan dan kerugian yang mungkin terjadi. Untuk memahami penyebab dan
terjadinya sakit dan celaka, terlabih dahulu perlu dipahami potensi bahaya
(hazard) yang ada, kemudian perlu mengenali (identity) potensi bahaya tadi,
keberadaannya, jenisnya, pola interaskinya dan seterusnya. Setelah itu perlu
dilakukan penilaian (asses, evaluate) bagaimana bahaya tadi dapat menyebabkan
risiko (risk) sakit dan celaka dan dilanjutkan dengan menentukan berbagai cara
(control, manage) untuk mengendalikan atau mengatasinya (Tresnaningsih,
2007).
Pencapaian kinerja manajemen K3 sangat tergantung kepada sejauh mana faktor
ergonomi telah terperhatikan di perusahaan tersebut. Kenyataannya,
kecelakaan kerja masih terjadi di berbagai perusahaan yang secara administratif
telah lulus (comply) audit sistem manajemen K3. Ada ungkapan bahwa
“without ergonomics, safety management is not enough”. Keluhan yang berhubungan
dengan penurunan kemampuan kerja (work capability) berupa kelainan pada sistem
otot-rangka (musculoskeletal disorders) misalnya, seolah-olah luput dari
mekanisme dan sistem audit K3 yang ada pada umumnya. Padahal data
menunjukkan kompensasi biaya langsung akibat kelainan ini (overexertion)
menempati rangking pertama (sekitar 30%) dibandingkan dengan bentuk kecelakaan-kecelakaan
kerja yang lain (Yanri, 2009).
Kondisi berikut menunjukkan beberapa tanda-tanda suatu sistem kerja yang
tidak ergonomik:
- Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan
- Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan
- Pekerja sering melakukan kesalahan (human error)
- Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang
- Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja
- Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang
- Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok
- Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup
- Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan
- Komitmen kerja yang rendah
- Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan
Dengan ergonomi, sistem-sistem kerja dalam semua lini departemen dirancang
sedemikian rupa memperhatikan variasi pekerja dalam hal kemampuan dan
keterbatasan (fisik, psikis, dan sosio-teknis) dengan pendekatan human-centered
design (HCD). Konsep evaluasi dan perancangan ergonomi adalah dengan
memastikan bahwa tuntutan beban kerja haruslah dibawah kemampuan rata-rata
pekerja (task demand < work capacity). Dengan inilah diperoleh
rancangan sistem kerja yang produktif, aman, sehat, dan juga nyaman bagi
pekerja (Laksmiwaty, 2009).
C. PENUTUP
Kemampuan manusia dalam
melakukan aktivitas tidak hanya dibatasi oleh produktivitas yang tinggi. Hal
terpenting yang harus diperhatikan adalah keamanan, kenyamanan, efisiensi
kerja, dan yang terutama adalah kesehatan. Dalam melakukan aktivitasnya kesehatan
fisik merupakan modal utama dalam pencapaian produktivitas kerja. Suatu lahan
pekerjaan hendaknya memiliki peraturan yang tidak hanya menguntungkan
perusahaan namun kondisi pekerjaannya juga.
Suatu program kerja perusahaan yang baik akan membawa dampak optimal bagi
kemampuan atau kebolehan pencapaian kerja yang maksimal, namun tetap
memperhatikan batasan manusia. Konseptual atau system yang dinamis akan
terlihat dari cara kerja pekerja. System ini akan dinamis apabila ditunjang
dengan kondisi fisik pekerja yang baik.
Kecelakaan kerja dapat dihindari dengan melakukan pendekatan yang sifatnya
kuratif dengan jalan membatasi waktu dan beban kerja. Waktu optimal setiap
manusia bekerja umumnya tidak lebih dari 8 jam. Namun, ada beberapa lembaga
yang mewajibkan pekerjanya bekerja lebih dari 8 jam. Hal ini dapat diantisipasi
dengan jalan member gaji tambahan per jamnya.
Kesehatan fisik umumnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kerja. antara 24-270C,
sirkulasi udara yang baik, pencahayaan yang baik, ketenangan lingkungan,
getaran mekanis, warna, dan bebauan. Adapun permasalahan lingkungan yang timbul
antara lain ketidakserasian kerja antara manusia dan lingkungan, adaptasi, dan
tidak tersedianya alaat bantu untuk keserasian tersebut.
Untuk menghindari hal tersebut diatas, maka suatu lembaga yang mengandalkan
pekerja manusia perlu memperhatikan segala bentuk aspek lingkungan. Aspek
tersebut meliputi interior dan eksterior. Interior maksudnya kondisi dalam
ruangan yang tertata atau tersusun tepat pada posisinya, contohnya letak berkas
yang tidak terlalu jauh dengan posisi pekerja dan letak mesin dengan frekuensi
kebisingan yang tinggi jauh dari pekerja. Eksterior maksudnya adalah kemampuan
lembaga memposisikan wilayah strategis untuk memanjakan pekerja. Contonya,
dengan menempatkan kolam pancur dan taman di depan maupun di belakang gedung.
Selain kondisi lingkungan hal terpenting yang harus diperhatikan adalah
pekerja itu sendiri. Artinya, pekerja harus mampu mengatur jeda kerja dan
staminanya dengan jalan menghindari dehidrasi, emisi, dan hal lain yang dapat
mengganggu kondisi fisik pekerja.
Sosialisasi kerja pada dasarnya merupakan bagian terpenting yang menentukan
kualitas kerja dan fisik pekerja. Hal ini perlu dilakukan untuk
menghindari kebosanan kelelahan fisik, kecelakaan, dan penyakit yang akan
menimbulkan performance kerja yang rendah.
Bekerja merupakan upaya nyata manusia dalam memenuhi kehidupan ekonomi pribadi
maupun keluarga. Pengembangan IPTEK juga berpengaruh dalam menentukan kualitas
hidup, namun dengan syarat menetapkan teknologi tepat guna. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam menempatkan teknologi tepat guna diantaranya
secara teknis, ekonomis, ergonomis, lestari lingkungan, hemat energy, dan
social budaya.
Kesehatan kerja akan tercapai apabila pekerja menganggap dirinya berkompetensi
dibandingkan pekerja lain. Kompetisi globalisasi harus dihadapi dengan
kepercayaan diri yang tinggi dengan berfikir memenangkan persaingan. Seorang
pekerja akan dianggap dapat memenangkan suatu kompetisi dengan cara dengan
menekan biaya dan meningkatkan produktivitas.
Dari hal tersebut diatas, ergonomic akan tercapai apabila kondisi fisik pekerja
juga dalam kondisi optimal. Setiap pekerja akan mencapai kesehatan fisik
optimal apabila memperhatikan tingkat konsumsi gizi, pemberdayaan tenaga yang
baik, sikap tubuh yang baik, dan efisisensi waktu. Pekerja harus memahami
berapa takaran energy yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tersebut.
Energy atau gizi tersebut meliputi jumlah, kualitas, frekuensi, selera,
kebiasaan, kemampuan, dan variasi.
D. DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Undang-Undang
Republik Indonensia No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja . online.
2004. Available from url: www.nakertrans.go.id.
Arif, C. 2009. Aspek Ergonomik
di Bidang Kedokteran Gigi. Universitas Padjajaran. Bandung [Makalah].
Laksmiwaty, P. 2009. Penerapan
Ergonomi dan Keselamatan Kesehatan Kerja
untuk Desain Stasiun Kerja dan Perilaku Pekerja (Studi Kasus: Industri
Furniture Kayu Sari Tanah Karo
Malang). Surabaya [Thesis].
Suma’mur. Keselamatan Kerja
dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV. Haji Masagung, 1987. P. 65-72.
Tim Ergoinstitute. 2008. Kisah
Sukses Penerapan Ergonomi. Ergo News. Edisi 3. Juni 2008. Bandung.
Tresnaningsih E. Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Laboratorium Kesehatan. Online. 2007. Available from
url: www.depkes.go.id.
Sumber: WISATA TAMBANG
Pengertian Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah
sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umunya
dapat menyimpan program didalamnya. Mikrokontroler umumnya terdiri dari CPU
(Central Processing Unit), memori, I/O tertentu dan unit pendukung seperti
Analog-to-Digital Converter (ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya.
Kelebihan utama dari mikrokontroler ialah tersedianya RAM dan peralatan I/O
pendukung sehingga ukuran board mikrokontroler menjadi sangat ringkas.
Mikrokontroler merupakan sebuah chip yang terdiri atas mikroprosesor, RAM,ROM,
dan piranti I/O sehingga biasanya disebut single chip microcomputer.
Salah satu keunggulan mikrokontroler adalah adanya RAM, ROM dan piranti I/O
dalam sebuah chip sehingga tidak perlu menambahkan komponen-komponen tersebut
secara fisik.
Aplikasi Mikrokontroler
Karena kemampuannya
yang tinggi, bentuknya yang kecil, konsumsi dayanya yang rendah, dan harga yang
murah maka mikrokontroler begitu banyak digunakan di dunia. Mikrokontroler digunakan
mulai dari mainan anak-anak, perangkat elektronik rumah tangga, perangkat
pendukung otomotif, peralatan industri, peralatan telekomunikasi, peralatan
medis dan kedokteran, sampai dengan pengendali robot serta persenjataan
militer. Terdapat beberapa keunggulan yang diharapkan dari alat-alat yang
berbasis mikrokontroler (microcontroller-based solutions):
- Kehandalan tinggi (high reliability) dan kemudahan integrasi dengan komponen lain (high degree of integration)
- Ukuran yang semakin dapat diperkecil (reduced in size)
- Penggunaan komponen dipersedikit (reduced component count) yang juga akan menyebabkan biaya produksi dapat semakin ditekan (lower manufacturing cost)
- Waktu pembuatan lebih singkat (shorter development time) sehingga lebih cepat pula dijual ke pasar sesuai kebutuhan (shorter time to market)
- Konsumsi daya yang rendah (lower power consumption)
Sistem Mikrokontroler
Sebuah sistem minimum
mikroprosesor memerlukan perangkat-perangkat seperti mikroprosesor, unit
memori, unit masukan dan keluaran, dan rangkaian pendukung lain. Diagram blok
rangkaian sistem minimum mikroprosesor diperlihatkan dalam Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Blok diagram Mikrokontroler |
Dalam sistem
mikroprosesor prinsip kerjanya adalah mengolah suatu data masukan,yang kemudian
hasil olahan tersebut akan menghasilkan keluaran yang dikehendaki. Proses pengolahan
datanya dapat difungsikan sesuai dengan instruksi yang diprogramkan.
Masing-masing mikroprosesor memiliki bahasa pemrograman yang berbeda-beda.
Namun secara prinsip, dasar dari tiap mikroprosesor adalah sama. Tiap
mikroprosesor memiliki satu bus data, satu bus alamat dan satu bus kendali.
Dalam mikroprosesor terdapat suatu unit untuk mengerjakan fungsi – fungsi
logika dan aritmetika, register – register untuk menyimpan data sementara dan
unit pengendalian.
Bus data terdiri
biasanya 4, 8, 16 atau 32 jalur (bit), 64 bit, tergantung dari jenis
mikroprosesornya. Bus data berfungsi memuat data dari dan ke mikroprosesor.
Arah panah menunjukkan arah data dikirim/diterima. Bus alamat merupakan bus
yang berisi alamat-alamat yang datanya akan dikirim/diterima oleh
mikroprosesor. Bus kendali digunakan untuk mensinkronkan kerja antara
mikroprosesor dengan dunia luar sistem. Pada beberapa aplikasi ada yang disebut
dengan istilah jabat tangan, seperti misalnya pada penerapan hubungan dengan
pencetak (printer). Dalam sistem kerjanya mikroprosesor didukung
oleh unit memori (untuk menyimpan program tetap/sementara dan menyimpan data),
unit masukan dan keluaran yang berfungsi sebagai antar muka dengan dunia luar.
Catu daya, rangkaian pembangkit detak (clock), rangkaian pengawas sandi (address
decoder), penyangga (buffer) dan penahan (latch) juga
diperlukan mikroprosesor untuk mendukung operasi kerja sebagai satu rangkaian
yang solid.
Kelebihan Sistem Dengan Mikrokontroler
- Penggerak pada mikrokontoler menggunakan bahasa pemograman assembly dengan berpatokan pada kaidah digital dasar sehingga pengoperasian sistem menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem (bahasa assembly ini mudah dimengerti karena menggunakan bahasa assembly aplikasi dimana parameter input dan output langsung bisa diakses tanpa menggunakan banyak perintah). Desain bahasa assembly ini tidak menggunakan begitu banyak syarat penulisan bahasa pemrograman seperti huruf besar dan huruf kecil untuk bahasa assembly tetap diwajarkan.
- Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga mikrokontroler dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem.
- Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan komputer sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah instruksi atau program. Langkah-langkah untuk download komputer dengan mikrokontroler sangat mudah digunakan karena tidak menggunakan banyak perintah.
- Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.
- Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah didapat.
Arduino sudah menjadi
salah satu modul mikrokontroler yang cukup populer sejak beberapa tahun ini.
Sifatnya yang open source dan semakin banyak dukungan library
gratis di internet adalah salah satu alasan mengapa Arduino bisa populer yang
bisa ditemui di hampir setiap toko online elektronik.
Bagi para pemula, modul
ini sangat bagus untuk belajar pemrograman mikrokontroler, karena kita tidak
perlu mengembangkan terlalu banyak di sisi hardware. Kita tidak perlu membuat PCB,
pasang komponen, solder dan belum lagi uji coba hardware, yang cukup memakan
waktu. Tapi saya menyarankan, jika Anda punya banyak waktu, akan lebih bagus
silakan merakit sendiri, namun saya tidak bahas di artikel ini.
Sebelum membahas
pemrograman Arduino, kita tinjau dulu apa yang bisa dilakukan oleh Arduino
dalam mengendalikan peralatan elektronik. Semua jenis modul Arduino
memiliki port masukan (input) dan keluaran (output)
digital yang bisa dihubungkan langsung ke peralatan misalnya tombol, saklar,
sensor (masukan) dan relay, LED (keluaran). Jumlah port tergantung dari
jenis Arduino, apakah Uno, Mega, atau Micro. Apa yang dapat dilakukan selain
hanya sekedar mengendalikan lampu?
Papan Arduino merupakan
basic module yang dapat kita tumpuk secara bertingkat dengan modul
tambahan lain (istilah yang digunakan adalah SHEILD) yang memiliki fungsi
tersendiri.
Contoh sheild yang
beredar di pasaran:
- Character LCD and Button shield: untuk menayangkan pesan melalui LCD 16x2 karakter dan terdapat beberapa tombol, bisa kita manfaatkan untuk navigasi menu.
- Graphics TFT-LCD shield: untuk menampilkan pesan berupa grafik dan sekaligus dapat menerima input melalui layar sentuh.
- WiFi shield: untuk berkomunikasi melalui jaringan W-LAN, baik intranet maupun internet.
- Ethernet shield: untuk berkomunikasi melalui LAN menggunakan kabel ethernet.
- GSM/GPRS sheild: untuk berkomunikasi melalui jaringan GSM (fitur SMS) atau GPRS (fitur internet mobile). Jika dilengkapi dengan GPS, dapat pula untuk mengetahui lokasi.
- USB-Host shield: untuk berkomunikasi melalui USB, contohnya kita dapat menerima masukan dari USB mouse/keyboard ( Human Input Device, HID), membaca/menulis USB Flash disk, berinteraksi dengan perangkat XBox, berinteraksi dengan perangkat berbasis Android, mengendalikan kamera digital (tipe/merek tertentu) dan masih banyak lagi.
Untuk tahap
belajar, Arduino Uno adalah yang terbaik karena kita belum perlu port I/O yang banyak,
disamping itu harganya lebih murah. Namun untuk aplikasi yang lebih luas,
Arduino Mega adalah yang ideal, karena memiliki kecepatan lebih tinggi, port
lebih banyak dan dukungan komunikasi data yang lebih handal.
Berikut ini merupakan langkah-langkah pemrograman mulai dari awal. Secara garis besar,
langkah-langkahnya adalah instalasi software, driver dan menghubungkan modul
Arduino ke PC lewat USB, baru bisa kita program.
1. Inisialisasi
software dan driver
Silakan
unduh perangkat lunak Arduino di website arduino.cc lalu masuk ke Download,
pilih versi 1.0.5 saja dan pilih sesuai operating system PC Anda, lalu instal.
Setelah itu hubungkan perangkat papan Arduino menggunakan kabel USB.
Anda tidak perlu menambahkan sumber tegangan ke modul, karena sudah bisa
aktif dengan menggunakan tegangan dari PC. Setelah itu, jika PC
mendeteksi adanya perangkat baru, silakan instal driver-nya dengan merujuk file
dari hasil instalasi. (cek di Program Files/Arduino/drivers). Periksa di control
panel, apakah sudah muncul perangkat baru di bagian serial
communication. Jika sudah, berarti tidak ada kendala.
2. Menjalankan
program Arduino
Eksekusi
program Arduino (klik icon Arduino di desktop), lalu setelah muncul jendela bernuansa
biru, kita bisa mengetes apakah Arduino dan PC sudah benar-benar terhubung.
- Konfigurasi jenis papan Arduino, pilih menu Tools > Board > lalu pilih sesuai jenis papan Arduino Anda.
- Selanjutnya konfigurasi serial port, pilih Tools > Serial Port > lalu pilih sesuai nama serial port (bisa diperiksa di Control Panel > System > Device Manager).
- Sekarang saatnya kita coba upload dan compile ke Arduino. Dalam hal ini kita menggunakan program yang sudah ada dalam contoh. Pilih File > Examples > Basics > Blink
- Lalu muncul jendela baru, berisi kode/program untuk menyalakan lampu LED berkedip setiap satu detik. Program ini dijamin tidak ada kesalahan, jadi cukup dibaca saja, jangan dimodifikasi dulu. Langsung saja pilih File > Upload atau tekan tombol icon panah. Lalu tunggu sebentar dan perhatikan LED yang ada di papan Arduino. Setelah sukses, LED akan berkedip dengan frekwensi 1 detik.
3. Pemrograman
pada Arduino
Secara struktur program
pada umumnya memiliki tiga bagian utama, yaitu deklarasi variabel
(juga konfigurasi library
jika ada), sub program setup dan program utama (main loop).
- Ada dua macam variabel dilihat dari cakupan dimana variabel itu bekerja. Yang pertama adalah variabel global yang cakupannya berada di seluruh program, sedangkan variabel local cakupannya hanya pada satu sub program atau satu loop tertentu seperti while dan for. Variabel global biasanya kita letakkan paling atas.
- Deklarasi sub program setup adalah berisi kumpulan instruksi atau pernyataan yang hanya perlu dipanggil satu kali saja. Contohnya adalah mengatur sebuah pin apakah sebagai input atau output. Juga untuk menyatakan variabel-variabel global dengan nilai awal.
- Program utama (main loop) adalah kumpulan instruksi atau pernyataan yang dilakukan secara berulang-ulang. Di dalam program utama ini, kita boleh memanggil sub program lain yang bisa juga kita buat terpisah. Juga di dalamnya bisa kita sisipi iterasi (pengulangan) menggunakan while atau for. Ada banyak instruksi yang bisa kita pakai untuk aplikasi pemrograman di Arduino, dan semua itu bisa dilihat di website arduino.cc pada bagian reference. Bagi pemula, saya kira tidak perlu mengetahui semua, tapi cukup yang dasar saja. Instruksi yang lain bisa kita pelajari seiiring dengan tingkat kompleksitas aplikasi yang kita kembangkan.
Sintak yang wajib
diketahui adalah if, if … else, while, for, semua operasi arimatika dan relasional,
fungsi pinMode, digitalWrite, digitalRead, delay, tipe data int, char, byte,
string dan array
1. Pengertian
dan Fungsi
Decoder adalah suatu
rangkaian logika yang berfungsi untuk mengkonversikan kode yang kurang dikenal
manusia kedalam kode yang lebih dikenal manusia. Pengertian Decoder adalah alat yang di gunakan untuk
dapat mengembalikan proses encoding sehingga kita dapat melihat atau menerima
informasi aslinya. Pengertian Decoder juga dapat di artikan sebagai rangkaian
logika yang di tugaskan untuk menerima input input biner dan mengaktifkan salah
satu outputnya sesuai dengan urutan biner tersebut. Rangkaian dekoder mempunyai sifat yang berkebalikan
dengan enkoder yaitu merubah kode biner menjadi sinyal
diskrit.
Fungsi Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan
seven segmen. Itu lah sebabnya kita menggunakan decoder agar dapat dengan cepat
menyalakan seven segmen. Output dari decoder maksimum adalah 2n.
Jadi dapat kita bentuk n-to-2n decoder. Jika kita ingin merangkaian decoder
dapat kita buat dengan 3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4 decoder. Sehingga kita
dapat membuat 4-to-16 decoder dengan menggunakan dua buah 3-to-8 decoder.
Beberapa rangkaian
decoder yang sering kita jumpai saat ini adalah decoder jenis 3 x 8 (3 bit
input dan 8 output line), decoder jenis 4 x 16, decoder jenis BCD to Decimal (4
bit input dan 10 output line) dan decoder jenis BCD to 7 segmen (4 bit input
dan 8 output line). Khusus untuk pengertian decoder jenis BCD to 7 segmen
mempunyai prinsip kerja yang berbeda dengan decoder decoder lainnya, di mana
kombinasi setiap inputnya dapat mengaktifkan beberapa output linenya.
2. Blog
Diagram Rangkaian Decoder
- Decoder 2 to 4
- Decoder 3 to 8 (Biner to Octal Decoder)
- Decoder 4 to 10 (BCD to Decimal Encoder)
Rangkaian
Dekoder BCD ke desimal ditunjukan pada gambar diatas. Unsur informasi dalam hal ini
adalah sepuluh angka desimal yang diwakili oleh sandi BCD. Masing-masing
keluarannya sama dengan 1 hanya bila variabel masukannya membentuk suatu
kondisi bit yang sesuai dengan angka desimal yang diwakili oleh sandi BCD itu.
Tabel D2 menunjukkan hubungan masukan dan keluaran dekoder tersebut. Hanya
sepuluh kombinasi masukan pertama yang berlaku untuk penentuan sandi itu, enam
berikutnya tidak digunakan dan menurut definisi, merupakan keadaan tak acuh.
Jelas keadaan tak acuh itu pada perencanaannya digunakan untuk menyederhanakan
fungsi keluarannya, jika tidak setiap gerbang akan memerlukan empat masukan.
Untuk kelengkapan analisis tabel D2 memberikan semua keluaran termasuk enam
kombinasi yang tidak terpakai dalam sandi BCD itu; tetapi jelas keenam
kombinasi tersebut tidak mempunyai arti apa-apa dalam rangkaian itu.
3. Rangkaian Gerbang Logika Decoder
- Decoder 2 to 4
- Decoder 3 to 8 (Biner to Octal Decoder)
- Decoder 4 to 10 (BCD to Decimal Decoder)
4. Tabel Kebenaran Rangkaian
- Tabel kebenaran decoder 2 to 4
- Tabel kebenaran decoder 3 to 8 (Biner to Octal Decoder)
- Tabel kebenaran decoder 4 to 10 (BCD to Decimal Decoder)
5. IC
yang digunakan
Dekoder dapat dibentuk dari
susunan gerbang logika dasar atau menggunakan IC dekoder yang telah ada
dipasaran seperti 74LS48, 74LS154, 74LS138, 74LS155 dan sebagainya.
74LS48
Konfigurasi Pin IC
- Jalur input data BCD, pin input ini terdiri dari 4 line input yang mewakili 4 bit data BCD dengan sebutan jalur input A, B, C dan D.
- Jalur output 7 segmen, pin output ini berfungsi untuk mendistribusikan data pengkodean ke penampil 7 segmen. Pin output dekoder BCD ke 7 segmen ini ada 7 pin yang masing-masing diberi nama a, b, c, d, e, f dan g.
- Jalur LT (Lamp Test) yang berfunsi untuk menyalakan semua led pada penampil 7 segmen, jalur LT akan aktif pad saat diberikan logika LOW pad jalut LT tersebut.
- Jalur RBI (Riple Blanking Input) yang berfungsi untuk menahan sinyal input (disable input), jalur RBI akan aktif bila diberikan logika LOW.
- Jalur RBO (Riple blanking Output) yang berfungsi untuk menahan data output ke penampil 7 segmen (disable output), jalur RBO ini akan aktif pada sat diberikan logika LOW.