Archive for 2015

Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

Senin, 14 Desember 2015
Posted by Unknown
Tag :

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Konsumsi listrik Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan kebutuhan listrik diperkirakan dapat tumbuh rata-rata 6,5% per tahun hingga tahun 2020 (Muchlis, 2003). Selain itu di era digital ini semakin banyak aktivitas masyarakat yang dibantu dengan barang elektronik. Komsumsi listrik Indonesia yang begitu besar akan menjadi suatu masalah bila dalam penyediaannya tidak sejalan dengan kebutuhan. Kebijakan-kebijakan yang diambil PLN (Perusahaan Listrik Nasional) sebagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara) penyedia energi listrik semakin menunjukkan bahwa PLN sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan listrik nasional.
Apabila permasalahan penyediaan listrik tidak segera diatasi maka sistem perekonomian bangsa Indonesia akan tergangu. Karena pada sektor rumah tangga dan industri banyak menggunakan mesin dengan tenaga listrik. Krisis energy listrik ini juga dapat memunculkan kebijakan pemadaman bergilir, dimana pemadaman bergilir tersebut dapat mengganggu aktivitas masyarakat dan menyebabkan peralatan elektronik cepat rusak.
Dengan keterbatasan energy ini menuntut kita harus bisa memanfaatkan energy mikro yang ada, karena energy mikro tersebut dapat membuat masyarakat menjadi masyarakat yang mandiri energy. Dari sekian banyak energy mikro kami memilih energy mikro hidro. Mikro hidro dipilih karena sesuai dengan kondisi lingkungan di Indonesia yang mempunyai banyak bukit dan sungai. Dalam makalah ini kami akan membahas pemanfaatan sungai di daerah bukit dengan teknologi pembangkit tenaga mikro hidro.


1.2  Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan pembangkit listrik tenaga  mikro hidro…?
Bagaimana prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga mikro hidro…?
Apa saja bagian-bagian dari pembangkit listrik tenaga mikro hidro…?

1.3  Tujuan
Menjelaskan pengertian dari mikro hidro.
Mendeskripsikan prinsip kerja pembangkit listrik tenaga mikro hidro.
Menjelaskan bagian-bagian pembangkit listrik tenaga mikro hidro.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia mikro adalah kecil, sedangkan hidro adalah bentuk terikat air. Sehingga dapat diartikan mikro hidro adalah air dengan debit yang kecil. PLTMH adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air dengan debit air yang kecil. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah yang memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu serta instalasi. Pembangkit listrik kecil yang dapat menggunakan tenaga air pada saluran irigasi dan sungai atau air terjun alam, dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head, dalam m) dan kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity). Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Air dialirkan ke power house (rumah pembangkit) yang biasanya dibangun dipinggir sungai. Air akan memutar turbin (runner), kemudian air tersebut dikembalikan ke sungai asalnya. Energi mekanik dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator. Pembangkit listrik tenaga air dibawah 200 kW digolongkan sebagai PLTMH.
            Potensi sumber daya air yang melimpah di Indonesia karena banyak terdapatnya hutan hujan tropis, membuat kita harus bisa mengembangkan potensi ini, karena air adalah sebagai sumber energy yang dapat terbarukan dan alami.  Bila hal ini dapat terus dieksplorasi, konversi air menjadi energy listrik sangat menguntungkan bagi negeri ini. Di Indonesia telah terdapat banyak sekali PLTMH dan waduk untuk menampung air, tinggal bagaimana kita dapat mengembangkan PLTMH menjadi lebih baik lagi dan lebih efisien.
            Peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah pedesaan di sejumlah negara, sebagian untuk mendukung industri-industri dan sebagian untuk menyediakan penerangan di malam hari. Kemampuan pemerintah yang terhalang oleh biaya yang tinggi untuk perluasan jaringan listrik, dapat membuat Mikrohidro memberikan sebuah sebuah alternatif ekonomi ke dalam jaringan. Hal ini dikarenakan Skema Mikrohidro yang mandiri dapat menghemat dari jaringan transmisi, karena skema perluasan jaringan tersebut biasanya memerlukan biaya peralatan dan pegawai yang mahal. Dalam kontrak, Skema Mikro Hidro dapat didisain dan dibangun oleh pegawai lokal, dan organisasi yang lebih kecil, dengan mengikuti peraturan yang lebih longgar dan menggunakan teknologi lokal, seperti untuk pekerjaan irigasi tradisional atau mesin-mesin buatan lokal.

2.2    Prinsip Kerja PLTMH
            PLTMH pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah air yang jatuh (debit) perdetik yang ada pada saluran air yang dikondisikan dengan pipa. Air yang mengalir selanjutnya menggerakkan turbin, kemudian turbin kita hubungkan dengan generator. Generator inilah yang akan menghasilkan listrik. Hubungan antara turbin dengan generator dapat menggunakan jenis sambungan sabuk (belt) ataupun sistem gear box. Jenis sabuk yang biasa digunakan untuk PLTMH skala besar adalah jenis flat belt sedangkan V-belt digunakan untuk skala di bawah 20 kW. Selanjutnya listrik yang dihasilkan oleh generator ini akan melalui trafo guna mendapat tegangan yang di sesuaikan kebutuhan. Kemudian listrik akan melewati jaringan transmisi rendah (JTR) untuk dialirkan ke rumah-rumah dengan memasang pengaman (sekring). Yang perlu diperhatikan dalam merancang sebuah PLTMH adalah menyesuaikan antara debit air yang tersedia dengan besarnya generator yang digunakan. Jangan sampai generator yang dipakai terlalu besar atau terlalu kecil dari debit air yang ada. Generator yang tidak sesuai juga akan menyebabkan tingkat efisiensi rendah.
       
Gambar 2.1 Skema PLTMH

Potensi daya mikrohidro dapat dihitung dengan persamaan:
Daya (P) = 9,8 x Q x Hn x h ; 
dimana: Q = debit aliran ( m3/s ),  Hn = Head net/ tinggi jatuhair ( m ); 9,8= konstanta gravitasi bumi, h = efisiensi keseluruhan. Misalnya diketahui data di suatu lokasi adalah sebagai berikut: Q = 100 m3/s, Hn = 2 m dan h = 0,5. Maka besarnya potensi daya (P) adalah
P = 9,8 x Q x Hn x h
P = 9,8 x 100 x 2 x 0,5 = 980 watt



2.3    Bagian-bagian PLTH

Gambar 2.2 Sistem PLTMH
1. Waduk (reservoir)
   Waduk adalah danau yang dibuat untuk membendung sungai guna memperoleh air sebanyak mungkin sehingga mencapai elevasi. Semakin tinggi debit air maka akan semakin kuat tekanan air saat melewati pipa. Waduk juga berfungsi untuk mengendapkan lumpur dari air. Sehingga perlu adanya kegiatan pembersihan secara berkala untuk mengurangi endapan lumpur.
2. Bendungan (dam)
    Dam berfungsi menutup aliran sungai – sungai sehingga terbentuk waduk. Tipe bendungan harus memenuhi syarat topografi, geologi dan syarat lain seperti bentuk serta model bendungan. Bendungan mempunyai dua keluaran saluran air dimana mengalir pada pipa pesat dan mengalir pada terasering persawahan.
3. Saringan (Sand trap)
   Saringan ini dipasang didepan pintu pengambilan air, berguna untuk menyaring kotoran – kotoran atau sampah yang terbawa sehingga air menjadi bersih dan tidak mengganggu operasi mesin PLTMH.
Gambar 2.3 Bendungan dan Saringan
4. Pintu pengambilan air (Intake)
   Pintu Pengambilan Air adalah pintu yang dipasang diujung pipa dan hanya digunakan saat pipa pesat dikosongkan untuk melaksanakn  pembersihan pipa atau perbaikan. Selain itu intake juga berfungsi untuk mengendalikan aliran air ketika debit air kecil. Intake ditutup untuk mengalirkan air ke persawahan terasering, setelah persawahan cukup air maka intake kembali dibuka sehingga dapat kembali menggerakkan turbin dan generator untuk memproduksi listrik.
Gambar 2.4 Intake
5. Pipa pesat (penstok)
  Fungsinya untuk mengalirkan air dari waduk atau dam menuju turbin. Pipa pesat mempunyai posisi kemiringan yang tajam dengan maksud agar diperoleh kecepatan dan tekanan air yang tinggi untuk memutar turbin. Konstruksinya harus diperhitungkan agar dapat menerima tekanan besar yang timbul termasuk tekanan dari pukulan air. Pipa pesat merupakan bagian yang cukup mahal, untuk itu pemilihan pipa yang tepat sangat penting.
Gambar 2.5 Penstok
6. Katub utama (main valve atau inlet valve)
   Katub utama dipasang didepan turbin berfungsi untuk membuka aliran air, Menstart turbin atau menutup aliran (menghentikan turbin). Katup utama ditutup saat perbaikan turbin atau perbaikan mesin dalam rumah pembangkit. Pengaturan tekanan air pada katup utama digunakan pompa hidrolik. Katub ini juga berfungsi untuk menghindari benturan yang keras dari air ketika intake dibuka.

7. Power House
   Gedung Sentral merupakan tempat instalasi turbin air,generator, peralatan Bantu, ruang pemasangan, ruang pemeliharaan dan ruang control.
Beberapa instalasi PLTMH dalam rumah pembangkit adalah :
a. Turbin, merupakan salah satu bagian penting dalam PLTMH yang menerima energi potensial air dan mengubahnya menjadi putaran (energi mekanis). Putaran turbin dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik. Desain dari turbin harus mempunyai kemampuan untuk menahan dorongan dari air.
Gambar 2.6 Turbin
b. Generator, generator yang digunakan adalah generator pembangkit listrik AC. Untuk memilih kemampuan generator dalam menghasilkan energi listrik disesuaikan dengan perhitungan daya dari data hasil survei. Kemampuan generator dalam menghasilkan listrik biasanya dinyatakan dalam VoltAmpere (VA) atau dalam kilo volt Ampere (kVA).
Gambar 2.7 Generator
c. Penghubung turbin dengan generator, penghubung turbin dengan generator atau sistem transmisi energi mekanik ini dapat digunakan sabuk atau puli, roda gerigi atau dihubungkan langsung pada porosnya.
1) Sabuk atau puli digunakan jika putaran per menit (rpm) turbin  belum memenuhi putaran rotor pada   generator, jadi puli berfungsi untuk menurunkan atau menaikan rpm motor generator.
2) Roda gerigi mempunyai sifat yang sama dengan puli
3) Penghubung langsung pada poros turbin dan generator, jika putaran turbin sudah lama dengan putaran rotor pada generator.


Gambar 2.8 Skema Instalasi Generator dengan Turbin menggunakan Flat Belt


Gambar 2.9 Instalasi PLTMH

2.4    Pemilihan Generator dan Sistem Kontrol
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Jenis generator yang digunakan pada perencanaan PLTMH ini adalah:
·         Generator sinkron, sistem eksitasi tanpa sikat (brushless exitation) dengan penggunaan dua tumpuan bantalan (two bearing).
·         Induction Motor sebagai Generator (IMAG) sumbu vertikal, pada perencanaan turbin propeller open flume.
Spesifikasi generator adalah putaran 1500 rpm, 50 Hz, 3 phasa dengan keluaran tegangan 220 V/380 V. Efisiensi generator secara umum adalah
·         Aplikasi < 10 KVA efisiensi 0.7 - 0.8
·         Aplikasi 10 - 20 KVA efisiensi 0.8 - 0.85
·         Aplikasi 20 - 50 KVA efisiensi 0.85
·         Aplikasi 50 - 100 KVA efisiensi 0.85 - 0.9
·         Aplikasi >. - 100 KVA efisiensi 0.9 - 0.95
Sistem kontrol yang digunakan pada perencanaan PLTMH ini menggunakan pengaturan beban sehingga jumlah output daya generator selalu sama dengan beban. Apabila terjadi penurunan beban di konsumen, maka beban tersebut akan dialihkan ke sistem pemanas udara (air heater) yang dikenal sebagai ballast load/dumy load.
Sistem pengaturan beban yang digunakan pada perencanaan ini adalah
·         Electronic Load Controller (ELC) untuk penggunaan generator sinkron
·         Induction Generator Controller (IGC) untuk penggunaan IMA
Sistem kontrol tersebut telah dapat dipabrikasi secara lokal, dan terbukti handal pada penggunaan di banyak PLTMH. Sistem kontrol ini terintegrasi pada panel kontrol (switch gear). Fasillitas operasi panel kontrol minimum terdiri dari:
·         Kontrol start/stop, baik otomatis, semi otomatis, maupun manual
·         Stop/berhenti secara otomatis.
·         Trip stop (berhenti pada keadaan gangguan: over-under voltage, over-under frekuensi.
·         Emergency shutdown, bila terjadi gangguan listrik (misal arus lebih)










BAB III
PENUTUP

3.1.   Kesimpulan
Penggunaan energi mikrohidro dapat digunakan sebagai salah satu alternatif energi baru terbarukan untuk mengatasi permasalahan komsumsi listrik yang besar serta penyediaan energi listrik yang belum merata terutama di daerah pedesaan. Penggunaan mikrohidro ini sesuai dengan kondisi lingkungan di Indonesia yang mempunyai banyak bukit dan sungai. Kondisi geografis seperti inilah yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan PLTMH. Daya yang dihasilkan oleh PLTMH berkisar antara 10-200 KW. Walaupun daya tersebut tergolong kecil untuk suatu pembangkin, akan tetapi hal ini sangat membantu masyarakat terutama yang berada di daerah terpencil yang belum mendapatkan listrik dari PLN. Pertimbangan mengapa PLN belum dapat memberikan listrik pada daerah-daerah pedesaan mungkin dikarenakan faktor ekonomis, teknis dan lain-lain.
Prinsip kerja PLTMH adalah memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah air yang jatuh (debit) perdetik yang ada pada saluran air yang dikondisikan dengan pipa. Air tersebut selanjutnya menggerakkan turbin yang terhubung dengan generator. Generator inilah yang akan menghasilkan listrik. Daya yang dihasilkan oleh suatu PLTMH tergantung dari spesifikasi generator yang digunakan. Semakin besar generator yang digunakan maka akan semakin besar pula daya yang dihasilkan.

3.2.   Saran
Sebaiknya sebelum membuat suatu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, kita perlu mengetahui terlebih dahulu berapa debit air yang mengalir. Sehigga dapat mengetahui seberapa besar potensi dari aliran air tersebut. Kemudian menentukan jenis dan spesifikasi dari generatornya. Besar debit air dan kemampuan dari generator harus seimbang agar didapatkan tingkat efisiensi yang tinggi.

DAFTAR RUJUKAN

Kamus Besar Bahasa Indonesia
Sami, Dedy. 2010.”PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)”, (Online), (http://sami-dedy.blogspot.co.id/2010/06/pembangkit-listrik-tenaga-mikro-hidro.html), di akses 10 Desember 2015


Makalah Lux Meter

Posted by Unknown
Tag :

LUX METER
TUGAS
MATA KULIAH PENGUKURAN LISTRIK
yang dibina oleh Bapak Ahmad Safi’I S.Pd


Oleh Kelompok 9 :
1.      Ilham Alif Nur Zehan    (140534602719)
2.      Miftakul Nur Arifin       (140534604053)





UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
September 2014



BAB I

PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Untuk mencapai suatu tujuan tertentu, kita biasanya melakukan pengamatan yang disertai dengan pengukuran. Untuk melakukan pengukuran dibutuhkan beberapa alat ukur. Pengamatan dalam melakukan pengukuran  tidak lengkap apabila tidak disertai data kuantitatif yang didapat dari hasil pengukuran. Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai pengukuran yang berhubungan dengan pencahayaan, serta melakukan pengukuran tingkat iluminasi dengan menggunakan alat yang dinamakan luxmeter.
Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap cahaya. Sehingga cahaya yang diterima oleh sensor dapat diukur dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital ataupun non digital. Lux meter menggunakan sensor cahaya sebagai pendeteksi cahaya. Sensor diletakkan pada sumber cahaya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan lebih besar. Oleh karena itu, pembacaan merupakan kombinasi efek dari semua panjang gelombang. Untuk mengetahui lebih jauh tentang lux meter ini maka di buatlah makalah ini.

1.2.     Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
  1. Untuk mengetahui pengertian dari lux meter.
  2. Untuk mengetahui bagian dan fungsi dari lux meter.
  3. Untuk mengetahui prinsip kerja lux meter.
  4. Untuk mengetahui cara pengkalibrasian dan prosedur penggunaan lux meter.


BAB II
ISI
2.1.    Pengertian Lux Meter
Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Untuk mendukung teknik pencahayaan buatan yang benar, tentu saja perlu diketahui seberapa besar intensitas cahaya tersebut dibutuhkan pada suatu tempat. Maka, untuk mengetahui seberapa besar intensitas cahaya tersebut itu dibutuhkan suatu alat ukur cahaya dapat digunakan untuk mengukur besarnya cahaya dalam satuan lux.
Alat ukur cahaya ( lux meter ) adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap cahaya. Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor maka akan semakin kecil nilai yang ditunjukkan lux meter. Ini membuktikan bahwa semakin jauh jaraknya maka intensitas cahaya akan semakin berkuran. Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital yang terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya. . Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar. 


2.2.     Bagian dan Fungsi Luxmeter
Adapun bagian- bagian dari alat lux meter berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut :

Keterangan:
·        Layar panel                : berfungsi menampilkan hasil pengukuran
·       Zero Adjust VR        : sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)
·       Tombol On/Off         : berfungsi sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat
·       Tombol Range           : tombol kisaran ukuran
·       Sensor cahaya            : berfungsi sebagai sensor penangkap dan pendeteksi cahaya yang masuk ke sensor.

2.3.    Prinsip Kerja Lux Meter
Lux meter terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intensitasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar. 
Prinsip kerja dari lux meter adalah mengubah energi dari foton menjadi elektron. Idealnya satu foton dapat membangkitkan satu elektron. Cahaya akan menyinari sel foto yang kemudian akan ditangkap oleh sensor sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap  oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar. Di dalam perangkat lux meter ini terdapat suatu penguat yang berfungsi memperkuat arus yang masuk sehingga arus dapat terbaca. Tanpa penguat arus ini arus yang dihasilkan oleh cahaya tidak mungkin terbaca karena arus yang dihasilkan sangat kecil. Untuk lux meter digital hasilnya akan ditampilkan pada layar panel sedangkan untuk lux meter analog arus akan menggerakkan jarum penunjuk skala. 
Sensor cahaya yang digunakan pada lux meter adalah Photo dioda. Photo diode digunakan sebagai komponen pendeteksi ada tidaknya cahaya maupun dapat digunakan untuk membentuk sebuah alat ukur akurat yang dapat mendeteksi intensitas cahaya dibawah 1pW/cm2 sampai intensitas diatas 10mW/cm2. Photo dioda mempunyai resistansi yang rendah pada kondisi forward bias, kita dapat memanfaatkan photo dioda ini pada kondisi reverse bias dimana resistansi dari photo dioda akan turun seiring dengan intensitas cahaya yang masuk. Berbagai jenis cahaya yang masuk pada lux meter baik itu cahaya alami atapun buatan akan mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna yang diukur akan menghasilkan suhu warna yang berbeda, dan panjang gelombang yang berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan hasil yang ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang gelombang yang ditangkap olehsensor photo diode
Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada layar panel LCD yang format pembacaannya pun memakai format digital. Format digital sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8 yang terputus-putus. LCD pun mempunyai karakteristik yaitu menggunakan molekul asimetrik dalam cairan organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan listrik eksternal. 

2.4.    Prosedur Penggunaan
Dalam mengoperasikan atau menjalankan lux meter sangat sederhana. Tidak serumit alat ukur lainnya, dalam penggunaannya yang harus benar- benar diperhatikan adalah alat sensornya,karena sensornyalah yang kan mengukur kekuatan penerangan suatu cahaya. Oleh karena itu sensor harus ditempatkan pada daerah yang akan diukur tingkat kekuatan cahayanya (iluminasi) secara tepat agar hasil yang ditampilkan pun akuarat. Adapun prosedur penggunaan alat ini adalah sebagai berikut :
1.      Geser tombol ”off/on” kearah On.
2.      Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux) pada tombol Range.
3.      Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan daerah yang akan diukur kuat penerangannya.
4.      Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam perawatan alat ini adalah sensor cahaya yang bersifat amat sensitif. Dalam perawatannya sensor ini harus diamankan pada temapat yang aman sehingga sensor ini dapat terus berfungsi dengan baik karena sensor ini merupakan komponen paling vital pada alat ini.
Selain dari sensor, yang harus diperhatikan pada alat ini pun adalah baterainya. Jikalau pada layar panel menunjukan kata ” LO BAT” berarti baterai yang digunakan harus diganti dengan yang baru. Untuk mengganti baterai dapat dilakukan dengan membuka bagian belakang alat ini (lux meer) kemudian mencopot baterai yang habis ini, lalu menggantinya dengan yang dapat digunakan. Baterai yang digunakan pada alat ini adalah baterai dengan tegangan 9 volt, tetapi untuk tegangan beterai ini tergantung pada spesifikasi alatnya.

Apabila hasil pengukuran tidak seharusnya terjadi, sebagai contoh diruangan yang dengan kekuatan cahaya normal setelah dilakukan pengukuran ternyata hasilnya tidak normal maka dapat dilakukan pengkalibrasian ulang dengan menggunakan tombol ”Zero Adjust”.
 Langkah-langkah pengkalibrasian yaitu:
  1. Tekan tombol ” Zero Adjust”
  2. Tutup sensor cahaya (usahakan jangan sampai terkena sinar)
  3. Putar skrup sambil memperhatikan display, apabila sudah menampilkan angka nol maka alat sudah terkalibrasi.
2.5.     Pembacaan hasil pengukuran lux meter digital :
Pada tombol range ada yang dinamakan kisaran pengukuran. Terdapat 3 kisaran pengukauran yaitu 2000, 20.000, 50.000 (lux). Hal tersebut menunjukan kisaran angka (batasan pengukuran) yang digunakan pada pengukuran. Memilih 2000 lux, hanya dapat dilakukan pengukuran pada kisaran cahaya kurang dari 2000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti pengukuran hanya dapat dilakukan pada kisaran 2000 sampai 19990 (lux). Memilih 50.000 lux, berarti pengukuran dapat dilakukan pada kisaran 20.000 sampai dengan 50.000 lux. Jika Ingin mengukur tingkat kekuatan cahaya alami lebih baik baik menggunakan pilihan 2000 lux agar hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat. Spesifikasi ini, tergantung kecangihan alat.
Apabila dalam pengukuran menggunakan range 0-1999 maka dalam pembacaan pada layar panel di kalikan 1 lux. Bila menggunakan range 2000-19990 dalam membaca hasil pada layar panel dikalikan 10 lux. Bila menggunakan range 20.000 sampai 50.000 dalam membaca hasil dikalikan 100 lux.
Dalam membaca hasil pengukuran yang ditampilkan pada layar panel, kita harus memperhatikan range yang dipakai. Pada Lux meter digital ini, terdapat 3 tombol kisaran  range yang dapat dipakai, tergantung intensitas cahaya yang akan diukur dan ketelitian hasil yang diinginkan, yaitu range A, B, dan C dengan tingkat pembacaan masing-masing 0-1990, 2000-19990, 20000-50000 (lux). Hal tersebut menunjukan kisaran angka (batasan pengukuran) yang digunakan pada pengukuran.
Apabila kita memilih range A, artinya hanya dapat dilakukan pengukuran dengan kisaran cahaya kurang dari 2000 lux Apabila kita memilih range B, artinya hanya dapat diakukan pengukuran dengan kisaran cahaya kurang dari 20000 lux. Apabila kita memilih range C, artinya hanya dapat diakukan pengukuran dengan kisaran cahaya kurang dari 50000 lux. Namun apabila kita ingin mengukur tingkat kekuatan cahaya alami lebih baik menggunakan pilihan 2000 lux agar hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat.  Range atau spesifikasi Luxmeter ini berbeda-beda, tegantung jenis dan kecanggihan Luxmeter tersebut.
Dalam pengukuran menggunakan range A ( 0-1999)  maka pada hasil yang tampil pada layar panel harus di kalikan 1 lux, bila menggunakan range B (2000-19990) maka pada hasil yang tampil pada layar panel harus di kalikan 10 lux, dan bila menggunakan range C 20.000- 50.000 maka pada hasil yang tampil pada layar panel harus di kalikan 100 lux.

2.6.     Cara membaca hasil pengukuran lux meter analog :
Dalam membaca hasil pengukuran pada lux meter analog yaitu melihat skala yang ditunjuk oleh penunjuk skala. Pada lux meter ini terdapat dua skala pada dasarnya kedua skala tersebut sama, tergantung pada pengamat akan menggunakan skala yang mana. Skala yang ”atas” terdapat 60 skala sedangkan pada skala yang di ”bawah” terdapat 50 skala. Pada tombol putar terdapat beberapa kisaran yaitu 100, 300, 1000, 3000, dan 10.000.
Nilai setiap skala tergantung dari besarnya kisaran yang digunakan oleh pengamat. Nilai setiap skala adalah nilai kisaran yang ditunjuk tombol putar dibagi dengan jumlah skala. Apabila tombol digeser ke arah 100 artinya pada skala ”atas” (60 skala) setiap skalanya mewakili 1,67 lux sedangkan pada skala ”bawah” (50 skala) setiap skala mewakili 2 lux.

2.7.    Kegunaan Lux meter
Dalam aplikasi penggunaannya dilapangan alat ini lebih sering digunakan pada bidang arsitektur, industri, dan lain-lain. Prisip kerja alat ini pun banyak digunakan pada alat yang biasa digunakan pada fotografi, sebagai contoh pada alat available light, reflected lightmeter, dan incident lightmeter. Selain itu didalam penelitian-penelitian mengenai tingkat keanekaragaman dan lain- lain yang senantiasa diperlukan data mengenai tingkat pencahayaan alat ini pun dapat digunakan.


  
  

BAB III
PENUTUP
3.1.    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan mengenai alat ukur lux meter adalah :
  1. Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan (tingkat iluminitas).
  2. Alat ini bagian- bagiannya terdiri dari sebuah sensor dengan sel foto (photo diode), dan layar panel.
  3. Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan alat ini adalah sebagai berikut :
Ø  Sensor harus diletakan pada tempat yang tepat (saat melakukan pengukuran) untuk menghasilkan pembacaan yang akurat.
Ø  Berkenaan dengan sensitifitas sensor yang tinggi, sensor harus ditempatkan pada tempat yang aman.
Ø  Bila pada layar panel tertera ”LO BAT”, sebaiknya baterai harus diganti.
  1. Alat ini biasa digunakan pada bidang arsitektur, industri, fotografi, biologi dan lain-lain.






 




DAFTAR PUSTAKA



 
Welcome to My Blog

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

Multimedia Updates

Blogroll

Video

About

- Copyright © Proud To Be Engineer -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -